Pengertian Kana wa Akhowatuha
Kana wa akhowatuha adalah istilah dalam ilmu nahwu bahasa Arab yang merujuk pada kata-kata yang memiliki fungsi dan makna yang sama dengan kata “kana” (menjadi).
Kata-kata yang termasuk dalam akhowatuha antara lain:
- Kaana (كان)
- Shaara (صار)
- Amsaa (أمسى)
- Asbaha (أصبح)
- Ghadaa (غدا)
- Daama (دام)
Perbedaan Kana dan Akhowatuha
Perbedaan utama antara kana dan akhowatuha terletak pada penggunaan waktu. Kana digunakan untuk menunjukkan kondisi atau keadaan yang terjadi pada masa lalu atau sekarang, sedangkan akhowatuha digunakan untuk menunjukkan kondisi atau keadaan yang terjadi pada masa depan.
Contoh Penggunaan Kana wa Akhowatuha dalam Alquran
Dalam bahasa Arab, kana wa akhowatuha merupakan kata ganti orang ketiga jamak yang digunakan untuk menunjukkan kepemilikan atau hubungan. Kata ini memiliki arti “mereka” atau “saudara-saudara mereka”. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kana wa akhowatuha dalam Alquran:
Tabel Contoh Penggunaan Kana wa Akhowatuha dalam Alquran
Ayat | Surat | Makna Ayat | Jenis Kata Ganti Orang Ketiga |
---|---|---|---|
Al-Baqarah: 216 | Al-Baqarah | “Mereka dan saudara-saudara mereka duduk di atas dipan-dipan yang berderet” | Mereka (laki-laki) |
An-Nisa’: 34 | An-Nisa’ | Mereka (laki-laki) | |
Al-Maidah: 69 | Al-Maidah | Mereka (orang kafir) |
Penggunaan Kana wa Akhowatuha dalam Konteks Berbeda
Kana wa akhowatuha memiliki makna luas yang mencakup saudara perempuan dan perempuan lain yang memiliki hubungan kekerabatan dekat.
Dalam Al-Qur’an, istilah ini digunakan dalam berbagai konteks, antara lain:
Naratif
Dalam konteks naratif, kana wa akhowatuha digunakan untuk merujuk pada saudara perempuan seseorang dalam sebuah cerita. Misalnya, dalam surah Yusuf, diceritakan bahwa Yusuf memiliki sebelas saudara laki-laki dan saudara perempuan.
Dialog
Dalam konteks dialog, kana wa akhowatuha digunakan untuk menyapa atau memanggil seseorang yang dianggap seperti saudara perempuan. Misalnya, dalam surah Al-Hujurat, Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mencela saudaramu dan saudari perempuanmu.”
Hukum
Dalam konteks hukum, kana wa akhowatuha digunakan untuk merujuk pada saudara perempuan seseorang yang memiliki hak waris. Misalnya, dalam surah An-Nisa’, disebutkan bahwa saudara perempuan kandung berhak mewarisi setengah dari harta saudara laki-lakinya yang meninggal dunia.
Peran Kana wa Akhowatuha dalam Bahasa Arab
Kana wa akhowatuha memainkan peran penting dalam tata bahasa Arab. Mereka adalah partikel yang berfungsi menghubungkan kata-kata atau frasa, menunjukkan subjek atau objek, dan menciptakan kohesi serta kelancaran dalam teks.
Menunjukkan Subjek atau Objek
- Kana wa akhowatuha dapat digunakan untuk menunjukkan subjek kalimat. Misalnya, dalam kalimat “كانَ محمدٌ طالباً” (Muhammad adalah seorang mahasiswa), “محمد” adalah subjek dan “كانَ” adalah kana.
- Kana wa akhowatuha juga dapat digunakan untuk menunjukkan objek kalimat. Misalnya, dalam kalimat “أعطيتُ الكتابَ لِمحمدٍ” (Saya memberikan buku itu kepada Muhammad), “الكتاب” adalah objek dan “لِمحمدٍ” adalah akhowatuha.
Menghubungkan Kata-kata atau Frasa
Kana wa akhowatuha juga berfungsi sebagai kata penghubung yang menghubungkan kata-kata atau frasa. Misalnya, dalam kalimat “محمدٌ و أحمدٌ صديقان” (Muhammad dan Ahmad adalah teman), “و” adalah kana yang menghubungkan dua subjek “محمد” dan “أحمد”.
Menciptakan Kohesi dan Kelancaran Teks
Penggunaan kana wa akhowatuha membantu menciptakan kohesi dan kelancaran dalam teks. Mereka memberikan transisi yang mulus antara kalimat dan bagian teks yang berbeda, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi teks.