BAHASA KRAMA ALUS: Ngobrol Gaya Jawa yang Sopan dan Santun

mentor

Pengertian Bahasa Kramane

https://www.freedomsiana.id/bahasa-kramane-alis/ terbaru

Bahasa Kramane, gaes, adalah bahasa Jawa yang punya level lebih sopan dan halus dari bahasa Jawa biasa. Bahasa ini biasanya dipakai sama orang yang lagi ngobrol sama orang yang lebih tua, atasan, atau orang yang dihormati. Jadi, bisa dibilang Bahasa Kramane ini adalah bahasa Jawa versi “formal” gitu, deh.

Bahasa Kramane sendiri itu udah ada sejak jaman kerajaan-kerajaan Jawa dulu, kayak zaman Mataram gitu. Tujuannya buat ngebedain bahasa yang dipakai sama orang biasa sama bahasa yang dipakai sama orang yang punya kedudukan lebih tinggi. Makanya, Bahasa Kramane ini punya banyak aturan dan kosakata khusus yang nggak dipakai dalam bahasa Jawa biasa.

Contoh Penggunaan Bahasa Kramane

  • Kalau kita mau minta tolong sama orang yang lebih tua, kita bisa pakai kalimat “Mbok damel kopi sek,” yang artinya “Tolong buatkan kopi sebentar”.
  • Kalau kita lagi ngobrol sama atasan di kantor, kita bisa pakai kalimat “Sampun rampung, Pak,” yang artinya “Sudah selesai, Pak”.
  • Kalau kita lagi ngobrol sama orang yang kita hormati, kita bisa pakai kalimat “Matur nuwun, Bu,” yang artinya “Terima kasih, Bu”.

Tingkatan Bahasa Kramane

Nah, guys, Bahasa Kramane ini punya tingkatan-tingkatannya sendiri. Dari yang halus kayak sutra sampai yang agak kasar kayak amplas. Yuk, kita bahas satu-satu:

Baca Juga :  Cook vs Warm: Mana Fungsi Rice Cooker yang Tepat buat Nasi Enak?

Tingkat Ngoko

  • Digunakan dalam percakapan sehari-hari yang santai.
  • Tidak ada aturan baku dalam penggunaan kata ganti.
  • Contoh: “Aku arep mangan.” (Aku mau makan.)

Tingkat Madya

  • Digunakan dalam percakapan yang agak formal.
  • Mulai menggunakan kata ganti yang lebih sopan, seperti “kowe” (kamu).
  • Contoh: “Kowe pengin mangan?” (Kamu mau makan?)

Tingkat Krama Inggil

  • Digunakan dalam percakapan yang sangat formal.
  • Menggunakan kata ganti yang sangat sopan, seperti “Panjenengan” (Anda).
  • Contoh: “Panjenengan badhe dhahar?” (Anda mau makan?)

Tingkat Krama Alus

  • Tingkatan Bahasa Kramane yang paling halus.
  • Menggunakan kosakata yang sangat halus dan sopan.
  • Contoh: “Kula nyuwun pamit, Ratu.” (Saya mohon pamit, Ratu.)

Cara Menggunakan Bahasa Kramane

Buat lo yang mau ngomong formal dan sopan ala-ala orang Jawa, wajib banget tau nih cara pakai Bahasa Kramane. Yuk, kita bahas bareng!

Bahasa Kramane itu biasanya dipake dalam situasi formal, kayak ngobrol sama orang yang lebih tua, ngomong di acara resmi, atau pas ngirim surat penting.

Tips dan Panduan

  • Ganti kata-kata biasa jadi yang lebih sopan. Misalnya, “kamu” jadi “Panjenengan”, “saya” jadi “Kula”, “makan” jadi “dhahar”.
  • Tambahkan akhiran “-aken” atau “-aken” pada kata kerja. Misalnya, “ngomong” jadi “ngendika”, “tulis” jadi “serat”.
  • Gunakan kata ganti khusus. Misalnya, “aku” jadi “kula”, “kamu” jadi “panjenengan”.
  • Perhatikan intonasi. Bahasa Kramane biasanya diucapkan dengan intonasi yang lebih tinggi dan sopan.

Contoh Situasi

  • Ngobrol sama orang tua atau yang dihormati.
  • Ngirim surat lamaran kerja atau surat resmi lainnya.
  • Ngomong di depan umum pada acara resmi.

Contoh Kalimat Bahasa Kramane

Bahasa Kramane adalah bahasa yang dipakai oleh orang-orang Jawa untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau yang dihormati. Bahasa ini punya beberapa tingkatan, mulai dari yang halus sampai yang kasar. Nih, gue kasih beberapa contoh kalimat dalam Bahasa Kramane yang mencakup berbagai tingkatan.

Baca Juga :  Teks Biografi

Tingkatan Halus

  • Contoh:“Kulo nuwun sewu, Bapak.”
    Terjemahan: “Saya minta maaf, Bapak.”
    Penjelasan: Tingkatan bahasa yang paling halus, digunakan untuk berbicara dengan orang yang sangat dihormati.
  • Contoh:“Panjenengan sampun dhahar?”
    Terjemahan: “Apakah Anda sudah makan?”
    Penjelasan: Tingkatan bahasa yang halus, digunakan untuk berbicara dengan orang yang dihormati.

Tingkatan Madya

  • Contoh:“Mugi Bapak sehat selalu.”
    Terjemahan: “Semoga Bapak selalu sehat.”
    Penjelasan: Tingkatan bahasa yang cukup halus, digunakan untuk berbicara dengan orang yang dihormati.
  • Contoh:“Ibu tindak pundi?”
    Terjemahan: “Ibu mau ke mana?”
    Penjelasan: Tingkatan bahasa yang agak kasar, digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih muda atau tidak terlalu dihormati.

Tingkatan Kasar

  • Contoh:“Koe arep lunga endi?”
    Terjemahan: “Kamu mau pergi ke mana?”
    Penjelasan: Tingkatan bahasa yang paling kasar, digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih muda atau tidak dihormati.
  • Contoh:“Aku ora peduli karo omonganmu.”
    Terjemahan: “Aku tidak peduli dengan omonganmu.”
    Penjelasan: Tingkatan bahasa yang sangat kasar, digunakan untuk mengekspresikan kemarahan atau penghinaan.

Kesalahan Umum dalam Bahasa Kramane

https://www.freedomsiana.id/bahasa-kramane-alis/ terbaru

Buat kalian yang lagi belajar bahasa Kramane, hati-hati nih sama beberapa kesalahan umum yang sering terjadi. Biar nggak salah kaprah, yuk kita bahas satu-satu:

Salah Kaprah dalam Penggunaan Kata Ganti

Salah satu kesalahan yang sering banget terjadi adalah salah pakai kata ganti. Misalnya, seharusnya pakai “kula” tapi malah pakai “saya” atau “aku”. Nah, ini salah besar ya, soalnya kata ganti dalam bahasa Kramane harus sesuai dengan derajat kehalusan yang mau disampaikan.

Salah Pilih Tingkatan Bahasa

Bahasa Kramane punya beberapa tingkatan, mulai dari Ngoko, Madya, sampai Krama Inggil. Nah, kesalahan yang sering terjadi adalah salah pilih tingkatan bahasa. Misalnya, lagi ngobrol sama orang yang lebih tua tapi malah pakai bahasa Ngoko. Waduh, bisa kena semprot nih!

Baca Juga :  Naat: Nyanyian Pujian untuk Nabi Muhammad SAW

Penggunaan Kata Arkais

Bahasa Kramane emang punya banyak kata-kata arkais yang udah jarang dipakai. Nah, kesalahan yang sering terjadi adalah pakai kata-kata arkais yang udah nggak relevan lagi. Misalnya, pakai kata “boten” buat “tidak”. Padahal, sekarang udah lebih umum pakai “ora”.

Salah Penempatan Imbuhan

Imbuhan dalam bahasa Kramane juga punya aturannya sendiri. Nah, kesalahan yang sering terjadi adalah salah tempat imbuhan. Misalnya, seharusnya pakai imbuhan “-aken” tapi malah pakai “-i”. Ini bisa bikin artinya jadi beda banget, lho!

Salah Lafal

Terakhir, kesalahan yang nggak kalah penting adalah salah lafal. Bahasa Kramane punya pelafalan yang khas, jadi harus hati-hati biar nggak salah ucap. Misalnya, kata “kula” dibaca “kulo”, bukan “kula”.Nah, itu dia beberapa kesalahan umum dalam bahasa Kramane yang harus kalian hindari.

Belajar bahasa Kramane memang nggak gampang, tapi kalau kalian tekun dan hati-hati, pasti bisa kok menguasainya dengan baik. Semangat belajarnya, guys!

Pentingnya Bahasa Kramane

https://www.freedomsiana.id/bahasa-kramane-alis/

Bahasa Kramane itu penting banget buat kita, anak-anak muda Jaksel yang cinta sama budaya Jawa. Bahasa ini bukan cuma bahasa kuno yang udah nggak relevan, tapi justru punya peran penting buat kita semua.

Bahasa Kramane itu bagian dari identitas kita sebagai orang Jawa. Dengan melestarikan bahasa ini, kita juga melestarikan budaya dan tradisi leluhur kita. Lagian, ngomong pake Bahasa Kramane itu keren banget, bikin kita keliatan lebih berbudaya dan santun.

Artikel Terkait

Bagikan:

mentor

Saya adalah seorang penulis yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun. Hobi saya menulis artikel yang bermanfaat untuk teman-teman yang membaca artikel saya.

Tags